Siapa yang tidak pernah makan ayam, siapa yang tidak pernah makan kedelai, siapa yang tidak pernah makan jagung..? sepertinya pertanyaan ini hampir seluruhnya menjawab pernah. Namun tahukah anda, kita tidak pernah menyangka kemungkinan 90% makanan-makanan yang pernah kita konsumsi "H A R A M" untuk dikonsumsi. Baik haram bagi agama, juga haram untuk kesehatan.
Mengapa demikian..?
Tahukah anda bahwa 90% produk makanan dunia saat ini adalah hasil dari produk rekayasa genetika (transgenik). Rekayasa genetika atau juga yang lebih dikenal dengan Genetically Modified Organism (GMO) dapat diartikan sebagai manipulasi gen untuk mendapatkan alur baru dengan cara menyisipkan bagian gen ke tubuh organisme tertentu. Rekayasa genetika juga merupakan pencangkokan gen atau DNA rekombinan.
Penelitian rekayasa genetika telah dimulai awal tahun 1950-an, oleh Dr. Paul Berg dari Stanford University of California (USA), namun hasil yang memuaskan baru diperoleh setelah 20 tahun kemudian. Pada tahun 1973 Stanley Cohen dan Herbert Boyer menciptakan bakteri melalui rekayasa genetika untuk pertama kalinya. Kemudian tahun 1981, pertama kali di kembangkan tikus dan lalat buah produk rekayasa genetika, menyusul pada tahun 1985 Plant Genetic Systems (Ghent, Belgium), sebuah perusahaan yang didirikan oleh Marc Van Montagu dan Jeff Schell, merupakan perusahaan pertama yang mengembangkan tanaman tembakau toleran terhadap hama dengan mengambil protein insektisida dari bakteri Bacillus thuringiensis.
Pada awalnya, rekayasa genetika merupakan khayalan masa depan dalam cerita ilmiah. Tetapi sekarang kemampuan untuk mencangkokkan bahan genetik dan membongkar kembali informasi genetika memberikan hasil yang sangat nyata dan telah terbukti sangat bermanfaat. Rekayasa genetika dapat memberikan hasil yang menguntungkan. Misalnya, memaksa suatu mikroorganisme, yaitu bakteri untuk membentuk insulin yang mirip sekali dengan insulin yang dihasilkan manusia, sehingga sekarang para penderita diabetes dapat menerima insulin manusia yang dibuat melalui bakteri. Dan dinyatakan bahwa insulin ini (insulin yang diperoleh dari hewan) dapat diterima dengan baik oleh tubuh manusia.
Akan tetapi belakangan perkembangan dan pemanfaatan bioteknologi rekayasa genetika atau transgenik atau modifikasi genetika semakin luas hingga tidak bisa dibendung, dimana penggunaannya tidak lagi hanya pada pemenuhan kebutuhan manusia yang sangat memaksa, juga mulai ditemukan banyak kejadian yang menunjukkan dampak negatif dari pemanfaatan modifikasi genetika itu sendiri.
Screnshoot dibawah ini salah satu pendapat orang yang mengetahui benar tentang GMO
Apa itu GMO?
GMO singkatan dari Genetically Modified Organisms, yaitu mahluk hidup yang telah ditingkatkan kemampuan genetisnya melalui rekayasa genetis. Tanaman lain yang sudah jelas transgenik yang ada di Indonesia adalah jagung dan kedelai. Sedangkan tanaman lainnya yang juga termasuk GMO : kentang, tomat, alfalfa, daging, ayam, susu dari hewan yang diberi pakan non organik, beras dan banyak lainnya.
Apa akibatnya untuk manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya jika mengonsumsi produk GMO dan hasil olahannya?
Sudah banyak tragedi dalam sejarah manusia yg ditimbulkan oleh GMO, contohnya adalah penyakit Kanker, AIDS, dan berbagai virus flu. Saat ini 90% produk pertanian dan perternakan dunia dikendalikan oleh Monsanto yg merupakan hasil GMO yang berbahaya bagi manusia.
Di Eropa dan Jepang, produk GMO (hasil rekayasa genetik) sudah dilarang dan mereka kembali pada produk organik. Bagaimana dgn Indonesia? Kedelai yang dikonsumsi di Indonesia sebagian besar adalah impor dari AS. Padahal kedelai AS hasil rekayasa genetik (GMO) dari Monsanto. GMO (Genetically Modified Organism) atau Makhluk Hidup hasil Rekayasa Genetik sangatlah berbahaya karena dapat menyebabkan penyakit baru
Sebagai tambahan wawasan, untuk mendapatkan informasi mendalam bahaya makanan GMO, sangat di sarankan membaca buku Jeffrey Smith, Seeds of Deception dan Genetik Roulette. Menurut dokumentasi dr smith, setidaknya 65 risiko kesehatan serius dampak dari mengkonsumsi produk GMO, yang di jabarkan sbb:
- Keturunan tikus diberi makan kedelai transgenik menunjukkan peningkatan lima kali lipat resiko kematian, bayi yang di lahirkan tidak cukup berat badan, ketidakmampuan bereproduksi Tikus jantan yang diberi makan kedelai Transgenik, mengalami kerusakan sel-sel sperma muda. Dapat merubah Fungsi DNA dari Embrio Tikus yang di berikan makan Kedele Transgenik (GMO).
- Beberapa petani di AS telah melaporkan masalah kemandulan atau kesuburan antara babi dan sapi yang diberi makan Varietas Jagung GMO Penyidik di India telah mendokumentasikan masalah kesuburan, aborsi, kelahiran prematur, dan masalah kesehatan serius, termasuk kematian, di antara kerbau yang diberi makan biji kapas GMO.
- Hewan yang mengkonsumsi makanan GMO mengalami pendarahan perut, berpotensi bertumbuhnya sel pra-kanker, kerusakan organ dan sistem kekebalan tubuh, peradangan ginjal, masalah dengan darah, sel hati, dan kematian yang tidak dapat dijelaskan.
- Alergi terhadap kedelai telah meningkat setelah pengenalan cara menanam dengan metode GMO/ Kedelai Transgenik Gen dari tanaman GMO mentransfer bakteri usus manusia, yang mungkin akan mengubah flora usus Anda menjadi “hidup seperti pabrik pestisida” Tidak seorang pun yang mengetahui sepenuhnya apa yang terjadi pada produk akhir ketika Anda menyambung gen baru (proses Mutasi Genetik tsb) dan kemudian mengkonsumsi produk hasil mutasi tersebut selama beberapa generasi.
Satu-satunya hal yang dijamin adalah bahwa hal itu akan menciptakan efek samping yang mengejutkan. Namun, menurut penelitian Smith, apa yang kita tahu adalah bahwa antara tahun 1994 dan 2001 – saat yang bersamaan dengan produk GMO’s membanjiri pasar – penyakit yang berhubungan dengan makanan meningkat dua kali lipat. Produk Hasil GMO dapat menyebabkan
- alergis
- Toxic
- Karsinogenik / potensi kanker
- Anti-gizi
- Mungkin juga menciptakan penyakit-penyakit baru yang belum pernah kita lihat sebelumnya, selain dapat memacu peningkatan beberapa penyakit yang sudah kita miliki, seperti kanker.
Kehalalan produk GMO
GMO hewan dari jenis hewan halal seperti ayam, bebek, kelinci, kambing, domba, rusa, sapi dan sebagainya, pada dasarnya adalah halal. Sebaliknya bila gen asing yang disandangnya berasal dari hewan yang haram seperti babi, harimau, elang dan sebagainya, kemungkinan besar sekali dinyatakan haram.
Kasus yang sudah ada saat ini adalah menggunakan gen dari babi. Gen kimosin (enzim penggumpal susu) dari babi mungkin saja ditransfer ke kelinci sehingga untuk memperoleh penggumpal susu dalam pembuatan keju dapat menggunakan susu kelinci atau susu tikus putih. Demikian juga lipase yang cocok untuk proses pematangan keju, gennya dapat diambil dari babi dan ditransfer ke hewan yang sama. Modifikasi lemak hewan yang halal seperti sapi, bisa juga dilakukan dengan mencangkok beberapa gen dari babi, untuk memperoleh lemak sapi dengan rasa lemak babi.
10 Jenis Makanan GMO
Jagung
Jagung telah dimodifikasi untuk membuat insektisida sendiri. US Food and Drug Administration (FDA) telah menyatakan bahwa jagung modifikasi genetik telah diperkenalkan sebagai konsumsi manusia. Monsanto telah mengungkapkan bahwa setengah dari peternakan jagung manis AS ditanami benih rekayasa genetika. Dilakukan percobaan terhadap tikus yang diberi makan jagung GM ditemukan lebih kecil untuk memiliki keturunan dan kesuburan.
Kedelai
Kedelai juga telah dimodifikasi secara genetik untuk melawan herbisida. Produk kedelai termasuk tepung kedelai, tahu, minuman kedelai (susu kedelai), minyak kedelai, dan produk lain yang mungkin termasuk kue-kue, produk panggang dan minyak nabati. Percobaan kepada Hamster yang diberi makan dengan GM kedelai tidak dapat memiliki keturunan dan mengalami tingkat kematian yang tinggi
Cotton
Seperti jagung dan kedelai, kapas telah dirancang untuk menahan pestisida. Hal ini dianggap makanan karena minyak kapas dapat dikonsumsi. Diperkenalkan di bidang pertanian China telah menghasilkan bahan kimia yang membunuh “bollworm” kapas, mengurangi insiden hama tidak hanya pada tanaman kapas, tetapi juga di kedelai dan jagung. Apakah ini hal kebetulan, ketika ribuan petani India mengalami ruam parah setelah terpapar BT kapas? :(
Pepaya
Berbagai virus yang resisten terhadap pepaya komersial diperkenalkan di Hawaii pada tahun 1999. Pepaya transgenik terdiri tiga perempat dari total tanaman pepaya Hawaii. Monsanto diberikan kepada Tamil Nadu Agricultural University di Coimbatore teknologi untuk mengembangkan resisten terhadap virus ringspot di India.
Beras
Ini makanan pokok dari Asia Tenggara kini telah dimodifikasi secara genetik mengandung jumlah tinggi vitamin A. Diduga, ada laporan dari varietas padi yang mengandung gen manusia untuk ditanam di AS. Beras akan membuat protein manusia yang berguna untuk menangani diare pada bayi di dunia ke 3. China Daily,sebuah jurnal online, melaporkan kesehatan masyarakat dan lingkungan berpotensial masalah serius dengan padi hasil rekayasa genetik mempertimbangkan kecenderungan untuk menyebabkan reaksi alergi dengan kemungkinan bersamaan transfer gen. :(
Tomat
Tomat kini telah direkayasa secara genetis untuk kehidupan, mencegah tomat dari mudah membusuk. Dalam tes yang dilakukan untuk menentukan keamanan dari GM tomat, beberapa subyek hewan mati dalam beberapa minggu setelah mengkonsumsi GM tomat.
Rapeseed
Di Kanada, tanaman ini berganti nama canola untuk membedakannya dari non-rapeseed. Bahan makanan yang dihasilkan dari rapeseed termasuk rapeseed oil (minyak canola) digunakan untuk mengolah minyak goreng dan margarin. Madu juga dapat diproduksi dari GM rapeseed. Otoritas pengawasan makanan Jerman ditemukan sebanyak sepertiga dari total serbuk sari hadir dalam madu Kanada mungkin dari GM serbuk sari. Bahkan, beberapa produk madu dari Kanada juga ditemukan memiliki serbuk sari dari GM rapeseed.
Produk susu
Telah ditemukan bahwa 22 persen dari sapi di AS disuntik dengan rekombinan (rekayasa genetika) hormon pertumbuhan sapi (rBGH). Hormon ini diciptakan Monsanto secara artifisial memaksa sapi untuk meningkatkan produksi susu mereka sebesar 15 persen. Susu dari sapi diobati dengan susu ini merangsang hormon mengandung peningkatan kadar IGF-1 (insulin faktor pertumbuhan-1). Manusia juga memiliki IGF-1 dalam sistem mereka. Para ilmuwan telah menyatakan kekhawatiran bahwa peningkatan kadar IGF-1 pada manusia telah dikaitkan dengan kanker usus besar dan kanker payudara.
Kentang
Tikus makan kentang yang direkayasa dengan Bacillus thuringiensis var. Kurstaki Cry 1 ditemukan memiliki racun dalam sistem mereka. Meskipun klaim yang bertentangan, hal ini menunjukkan bahwa toksin Cry1 stabil dalam usus tikus. Bila risiko kesehatan terungkap, ini akan memicu perdebatan.
Peas
Peas yang telah dimodifikasi secara genetik telah ditemukan menyebabkan respon imun pada tikus dan bahkan mungkin pada manusia. Sebuah gen dari kacang merah dimasukkan ke dalam kacang polong menciptakan protein yang berfungsi sebagai pestisida.
Untuk mempelajari jenis-jenis makanan lainnya yang kemungkinan produk dari GMO dapat membaca referensi-referensi dibawah ini.
http://www.organicconsumers.org/articles/article_11361.cfm
http://www.naturalnews.com/027226_food_GMO_foods.html
http://www.naturalnews.com/023004.html
http://www.sustainabletable.org/issues/rbgh/
http://www.chinadaily.com.cn/china/2010-02/04/content_9430645.htm
http://www.actionbioscience.org/biotech/pusztai.html
http://www.gmo-compass.org/eng/database/food/238.honey.html
0 komentar:
Posting Komentar