728x90 AdSpace

Latest News
Minggu, 26 Februari 2017

POHON JATI, DESKRIPSI, CARA TANAM DAN DAFTAR HARGA TAHUN 2017

POHON JATI, DESKRIPSI, CARA TANAM DAN DAFTAR HARGA TAHUN 2017- Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau. Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa Inggris). 



Jati dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1 500 – 2 000 mm/tahun dan suhu 27 – 36 °C baik di dataran rendah maupun dataran tinggi.[1] Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan jati adalah tanah dengan pH 4.5 – 7 dan tidak dibanjiri dengan air.[2] Jati memiliki daun berbentuk elips yang lebar dan dapat mencapai 30 – 60 cm saat dewasa.

Jati memiliki pertumbuhan yang lambat dengan germinasi rendah (biasanya kurang dari 50%) yang membuat proses propagasi secara alami menjadi sulit sehingga tidak cukup untuk menutupi permintaan atas kayu jati. Jati biasanya diproduksi secara konvensional dengan menggunakan biji. Akan tetapi produksi bibit dengan jumlah besar dalam waktu tertentu menjadi terbatas karena adanya lapisan luar biji yang keras. Beberapa alternatif telah dilakukan untuk mengatasi lapisan ini seperti merendam biji dalam air, memanaskan biji dengan api kecil atau pasir panas, serta menambahkan asam, basa, atau bakteri. Akan tetapi alternatif tersebut masih belum optimal untuk menghasilkan jati dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak.

Umumnya, Jati yang sedang dalam proses pembibitan rentan terhadap beberapa penyakit antara lain leaf spot disease yang disebabkan oleh Phomopsis sp., Colletotrichum gloeosporioides, Alternaria sp., dan Curvularia sp., leaf rust yang disebabkan oleh Olivea tectonea, dan powdery mildew yang disebabkan oleh Uncinula tectonae. Phomopsis sp. merupakan penginfeksi paling banyak, tercatat 95% bibit terkena infeksi pada tahun 1993-1994. Infeksi tersebut terjadi pada bibit yang berumur 2 – 8 bulan. Karakterisasi dari infeksi ini adalah adanya necrosis berwarna coklat muda pada pinggir daun yang kemudian secara bertahap menyebar ke pelepah, infeksi kemudian menyebar ke bagian atas daun, petiol, dan ujung batang yang mengakibatkan bagian daun dari batang tersebut mengalami kekeringan. Jika tidak disadari dan tidak dikontrol, infeksi dari Phomopsis sp. akan menyebar sampai ke seluruh bibit sehingga proses penanaman jati tidak bisa dilakukan.

SEJARAH POHON JATI


Hutan jati adalah sejenis hutan yang dominan ditumbuhi oleh pohon jati (Tectona grandis). Di Indonesia, hutan jati terutama didapati di Jawa. Akan tetapi kini juga telah menyebar ke berbagai daerah seperti di pulau-pulau Muna, Sumbawa, Flores dan lain-lain. Hutan jati merupakan hutan yang tertua pengelolaannya di Jawa dan juga di Indonesia, dan salah satu jenis hutan yang terbaik pengelolaannya.

Para ahli (altona, 1922; Charles, 1960) menduga bahwa jati di Jawa dibawa oleh orang-orang Hindu dari India pada akhir zaman hindu (awal abad X1V, hingga awal abad XVI). Akan tetapi beberapa ahli yang lain menyangkal, dan menyatakan bahwa tidak ada alasan yang cukup kuat untuk menyatakan bahwa jati bukan tumbuhan asli Jawa (Whitten dkk., 1999). Hipotesa introduksi jati dari india ke jawa sudah barang tentu sulit dihindari, mengingat sifat kayunya yang sejak ratusan tahun sangat dikenal, sehingga sudah barang tentu manusia sangat berperanan penting terutama dalam penyebarannya yang terbaru. Padahal menurut Peluso (1991), ketika pedagang belanda mendarat di jawa pada pertengahan abad XVII, mereka mendapati tegakan jati campuran atau bahkan tegakan jati hampir murni yang terbentang beratus-ratus kilometer di bagian tengah pulau jawa. Bila hipotesa introduksi jati dari india dibenarkan, maka introduksi tersebut telah berlangsung pada zaman yang lebih kuno, paling tidak sekitar abad VI, yakni ketika pertukaran kebudayaan antara India dan Indonesia berlangsung sangat kuat. Namun tidak ada catatan sejarah yang menguatkan dugaan itu.

Dipihak lain hipotesa introduksi jati dari India ke Jawa juga menimbulkan pertanyaan yang sulit dijawab terutama tentang diketemukannya populasi jati alam di beberapa pulau terpencil di Indonesia seperti di Madura, Muna, dan ketidakhadirannya di pulau pulau lain selain di jawa padahal pulau - pulau tersebut (Sumatera misalnya) juga berperan penting dalam jalur migrasi manusia antara India, Thailand, Cambodga, China, Jepang. Berdasar itu Gartner (1956) meragukan hipotesa Altona, demikian pula Troup (1921) yang cenderung mengganggap bahwa keberadaan jati di Jawa dan beberapa pulau di indonesia adalah alami.

Penelitian Kertadikara (1992) yang mempelajari keragaman genetika beberapa populasi jati India, Jawa dan Thailand dengan menggunakan isoenzym serta data morfologi, menunjukkan bahwa populasi jati dari India memiliki struktur genetika sangat khas yang jauh berbeda dengan populasi jati Jawa dan Thailand. Sementara struktur genetika populasi jati Thailand lebih dekat dengan struktur genetika populasi jati Jawa. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pertama populasi jati India telah sejak lama terisolasi secara geografi dari populasi-populasijati lainnya. Kedua, bila hipotesa introduksi jati dari india ke Jawa dibenarkan, seharusnya akan terlihat kedekatan struktur genetika antara populasi Jawa dan India. Berdasar itu Kertadikara (1992)cenderung pada hipotesa migrasi alami jati dari pusat penyebaran alaminya di daratan asia tenggara (yang kemungkinan besar terletak di Myanmar), menggunakan pulau ke pulau yang menghubungkan daratan asia dengan kepulauan indonesia pada zaman pleistocene.

Hubungan antra daratan asia dan kepulauan indonesia tersebut dimungkinkan akibat penurunan permukaan air laut sekitar 100 hingga 120 m lebih rendah dibanding permukaannnya sekarang. Sementara keberhasilan instalasi jati di jawa dan beberapa pulau lainnya tergantung sepenuhnya pada kebutuhan klimatik dan edafik, yang menyebabkan penyebaran alami jati bersifat terputus-putus.

SYARAT TUMBUH POHON JAti


Syarat Tumbuh Budidaya Pohon Jati di Indonesia menurut dinas pertanian adalah ditempat yang beriklim tropis, kalau di Indonesia seperti seluruh pulau jawa, sebagian pulau Sumatera, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, NTB dan Maluku dengan Syarat Tumbuh Budidaya Pohon Jati sebagai berikut:

1. Curah hujan 1500-2500mm/tahun.
2. Bulan kering 2-4 bulan.
3. Tinggi lokasi penanaman 10-1000 m dari permukaan laut.
4. Intensitas cahaya 75-100%.
5. Ph tanah 4-8.
6. Jenis tanah lempung berpasir, hindari tanah becek/rawa dan cadas.

CARA MENANAM POHON JATI


1. TEKNIK PEMBIBITAN JATI (PROSES PEMBENIHAN JATI)

Pertumbuhan dan penampilan fisik suatu pohon dipengaruhi oleh faktor keturunan dari induknya (faktor genetik) dan pengaruh lingkungan. Tegakan jati yang sehat, tumbuh cepat, dan menghasilkan kayu yang berkualitas dapat diperoleh dari benih yang induknya berkualitas (benih unggul). Benih yang unggul akan menunjukkan pertumbuhan yang maksimal jika ditanam pada lahan yang sesuai bagi pertumbuhannya. Sebaliknya benih unggul dapat menghasilkan pertumbuhan yang kurang baik jika ditanam pada lahan yang tidak sesuai. Karena itu, untuk mendapatkan bibit berkualitas yang sesuai dengan lahan petani, dan sesuai dengan waktu penanaman, maka pengadaan benih perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan baik.

Benih yang terbaik hendaknya berasal dari kebun benih (Kebun Pangkas, Kebun Benih Semai, Kebun Benih Klon). Jika sulit diperoleh, benih bisa diperoleh dari areal produksi benih, atau dari tegakan benih (areal produksi benih, tegakan benih teridentifikasi, tegakan benih terseleksi). Selanjutnya cara menangani benih adalah sebagai berikut :
  • Pilihlah benih jati dengan kondisi sehat dan telah benar-benar masak. Benih jati yang telah masak dicirikan dengan warna biji cokelat gelap. Buah jati yang belum masak berwarna agak putih terang. 
  • Kemudian benih dikeringkan dengan cara dijemur pada suatu areal dengan sinar matahari secara langsung.
  • Penjemuran biji dilakukan selama 1-2 hari penuh pada cuaca cerah. Dengan cara ini akan dihasilkan benih dengan kadar air sekitar 12%. 
  • Setelah kering, benih dibersihkan dengan cara mengupas mahkotanya, dan memisahkan kotoran atau serasah yang tercampur dalam benih. Benih yang sudah berlubang-lubang (bopeng) tidak selalu menandakan bahwa benih tersebut berkualitas buruk. Benih seperti ini sering lebih mudah berkecambah karena telah mengalami skarifikasi (penipisan kulit benih) secara alami
  • Di dalam satu kg benih jati biasanya berisi sekitar 1.500 butir. Ukuran besar atau kecil tidak menunjukkan baik atau buruknya mutu suatu benih. Benih yang telah kering disimpan dalam wadah plastik. Ruang simpan hendaknya kering dan sejuk. Jika memungkinkan gunakanlah ruangan ber-AC. Benih sebaiknya disimpan paling lama 2 tahun.
Benih jati merupakan jenis benih yang sulit berkecambah, karena kulit benihnya sulit ditembus oleh air dan udara yang merupakan syarat utama untuk perkecambahan. Agar benih jati cepat berkecambah, diperlukan kondisi dan perlakuan tertentu yang bisa melunakkan kulit benih agar udara dan air dapat masuk ke dalam benih. 

Perlakuan Pendahuluan Benih Jati. 

Benih disterilkan (dibebaskan dari hama dan penyakit) terlebih dahulu dengan cara dijemur sampai kering. Pilih salah satu cara perlakuan pendahuluan berikut ini :
  • Benih direndam selama 3x24 jam dalam air mengalir, kemudian tiriskan benih selama 2 hari
  • Benih direndam selama 3 hari dalam air tergenang yang selalu diganti setiap hari, kemudian tiriskan benih selama 2 hari
  • Benih direndam dalam air dingin selama satu hari, kemudian benih dikeringkan dengan dijemur dibawah terik matahari satu hari. Hal tersebut diulang kurang lebih selama 4-5 hari
  • Benih setiap hari direndam dalam air dingin selama satu jam kemudian dipindah ke dalam air panas selama 1 jam selanjutnya dikering-anginkan. Hal ini dilakukan selama 1 minggu
  • Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat pekat (H2S04) selama 15 menit, kemudian dicuci dengan menggunakan air, dan tiriskan selama 1 malam
  • Benih direndam dalam air dingin selama dua malam kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama 1 hari.

2. PENYEMAIAN BIBIT JATI

Penaburan Benih Jati

  • Siapkan bedeng tabur dengan media pasir kali setebal 7-10 cm.
  • Buat ukuran bedeng tabur 1 x 5 m atau menyesuaikan lokasi.
  • Tabur benih jati yang sudah di rendam pada media pasir yang sidah disiapkan dengan jarak kurang lebih 1 cm atau biji tidak tumpang tindih.
  • Usahakan posisi biji tengkurep (bagian calon akar di sebelah bawah)
  • Urug kembali bedeng tabur dengan pasir halus setebal 1 cm sampai benih tertutup rapat.
  • Sungkup bedeng tabur dengan plastik transparan dengan rapat membentuk 1/2 lingkaran.
  • Lakukan penyiraman rutin setiap hari utamakan penyiraman pada siang hari (cuaca panas)
  • Kurang lebih 15 hari benih mulai berkecambah, lakukan penyapihan anakan setelah tumbuh 2-3 daun.

Penyapihan Bibit Jati

  • Siram polybag (media) yang sudah disiapkan sampai basah dan merata.
  • Lubangi media dalam polybag sedalam 1 cm, selanjutnya tanam anakan tersebut dengan hati-hati.
  • Tekan tanah sekelilingnya sampai optimal.
  •  Segera lakukan penyiraman saat bibit sudah di tanam di polybag/kantong plastik.
  • Perawatan selama bibit dalam polybag sangat diperlukan agar bibit jati dapat tumbuh dengan baik, kurang lebih 4-5 bulan bibit jati dalam polybag sudah dapat ditanam atau dijual.

3. CARA PENANAMAN DAN PERAWATAN POHON JATI

Cara Penanaman Pohon Jati

  • Membuat lubang galian ukuran 40 cm x 40 cm dengan kedalaman juga 40 cm.
  • Mencampur media tanam yang terdiri dari pupuk SP36 20 gram, dolomit 30 gram dan tanah bekas galian. Campuran media ini penting untuk pertumbuhan akar.
  • Memasukkan campuran pupuk dan tanah ke dalam lubang galian setinggi sepertiga kedalaman lubang galian sambil diberi siraman air dari gembor penyiram.
  • Memasukkan bibit jati emas ke dalam lubang galian dan menyobek polybagnya.
  • Menimbun lubang galian dan memasang anjir penyangga agar tanaman tidak goyang terkena angin.
  • Batang tanaman harus diikat pada palang kayu melintang.
  • Menyiram sambil memadatkan tanah bekas urugan yang ditimbunkan pada bibit.

Cara Merawat Pohon Jati

  • Pembersihan rumput liar di sekitar tanaman.
  • Pembuatan saluran pematusan air hujan agar air tidak menggenang di areal perkebunan.
  • Pruning, yaitu memotong/menghilangkan tunas baru calon cabang yang tumbuh pada batang utama sampai pada ketinggian 6 m. Tujuannya untuk menghilangkan mata kayu.
  • Pemberantasan hama dan penyakit yang menyerang tanaman jati muda.
  • Pemberian pupuk secara berkala.

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Jati



Tips menanam pohon jati

  • Jika anda tidak ingin menambah biaya produksi, maka penanaman di musim penghujan bisa menjadi pilihan, terlebih untuk tanah yang tadah hujan. Karena kebutuhan air awal tanam sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan awal tanaman jati sampai pohon jati siap bertahan dalam kondisi kering.
  • Lakukan perempelan daun dan cabang pohon jati agar tanaman bisa lurus dan nutrisi yang ada di tanah bisa fokus untuk pertumbuhannya.
  • Anda bisa menggunakan pupuk hayati seperti PGPR ataupun mikroba perakaran lainnya yang bermanfaat untuk tanaman, dan bisa dilakukan setiap 1 - 2 bulan 1x.
  • Pupuk organik bisa anda berikan setiap tahun dengan dosis seperti saat pengolahan lahan, dan bisa dicampur dengan PGPR saat anda sebar.
  • Jangan sampai lupa untuk membuat drainase agar lahan budidaya pohon jati anda tidak tergenang air saat musim hujan, jika tergenang dengan waktu yang lama maka bisa mengakibatkan pohon jati mengalami kematian.


Untuk Daftar Harga Kayu Jati 2017 Insya Allah akan saya Update pada postingan berikutnya..
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: POHON JATI, DESKRIPSI, CARA TANAM DAN DAFTAR HARGA TAHUN 2017 Rating: 5 Reviewed By: My Grapes