728x90 AdSpace

Latest News
Sabtu, 17 September 2016

Lesbian Attack


Jika ditelusurii buku terbitan internasional dari tahun 1990-an, sangat banyak judul studi yang terkait dengan lesbian. Namun harus diakui bahwa Heteronormativity dan heterosexism adalah ideologi dominan sampai saat ini, hal ini sangat mengganggu kehidupan lesbian dalam bermasyarakat. Stigmatisasi sosial di beberapa negara, khusus lesbian, menganggap mereka nonmothers, dan mereka dituduh telah mengkhianati tujuan nasional.

Berdasarkan pada studi lesbianisme di Polandia, berdasarkan wawancara kualitatif dengan lesbian, Joanna Mizielinska menunjukkan kecenderungan kuat bahwa telah terjadi pengucilan sosial yang akhirnya berdampak pada terbentuknya sebuah "lingkaran setan". Hal ini membuat kaum lesbian menjadi enggan untuk 'Keluar' dari kebiasaannya. (Itu dulu....)

Namun demikian, di Indonesia saat ini, kaum lesbian secara sadar ingin diketahui keberadaannya. Mereka membentuk komunitas yang didalamnya berkumpul sesama pencinta sesama jenis yang dalam hal ini perempuan pencinta perempuan.

Pada kalangan lesbian, dorongan utama dalam memilih gaya hidup ini karena faktor kasih sayang. Faktor kasih sayang inilah, lesbianisme cenderung terjadi secara temporer, karena sama sekali tidak menyangkut perubahan pada diri wanita yang bersangkutan. Oleh karena itu, dapat dikatakatan bahwa lesbianisme terjadi dalam konteks interpersonal.

Manifestasi lesbianisme yang sangat khas ialah: kedua partner wanita itu selalu berganti peranannya; yaitu secara bergantian memainkan peranan sebagai lakilaki dan peranan wanita. Biasanya yang melakukan peranan seorang pria bersikap maskulin, aktif dan sadis; sedang partnernya yang memainkan peranan wanita bersikap pasif-mashokhistis feminin (Kartono, 2009:250). Pada umumnya, cinta heteroseksual itu sifatnya sangat mendalam dan sering lebih hebat daripada cinta seksual pada relasi heterogin. Sungguhpun dalam peristiwa ini sering tidak diperoleh kepuasan seksual secara rill.

Adapun faktor lainnya adalah faktor sosiologis, yaitu dasar pembentukan kepribadian kaum homoseks adalah sosialisasi yang didapat oleh seseorang di dalam lingkungannya. Sosialisasi yang keliru akan berdampak pada kepribadian yang salah pada diri seorang anak, misalnya seorang anak laki-laki yang dibiasakan mengenakan pakain perempuan, diberikan mainan anak perempuan, maka kelak ia akan memiliki naluri keperempuanan, sebab semenjak kecil ia sudah dibiasakan dengan pola-pola hidup dunia perempuan.

Atau bisa juga faktor pengaruh dari teman sejawat, misalnya seorang yang mula-mula memiliki naluri normal, kemudian ia terjerumus oleh temannya untuk diajak melakukan hubungan badan dengan teman sejenis, maka lama kelamaan ia akan melakukan hal yang sama, sehingga ia akhirnya berkepribadian homoseks juga.

Akan tetapi faktor lingkungan sosial ini memungkinan untuk bisa dipulihkan sebagaimana kepribadian yang ada pada dirinya. Sebab kecendrungan yang ada padanya bukan sifat pembawaan (M. Elly dan Usman. 2011:211).

Lesbianisme, memang benar merupakan penyimpangan yang akan selalu timbul dalam masyarakat. Masalahnya, sampai sejauh mana masyarakat dapat memberikan toleransi terhadap penyimpangan tersebut. Lagipula, tolak ukur toleransi itupun tidak statis, senantiasa bergerak. Misalnya dahulu di Amerika Serikat, lesbianisme sama sekali tidak diterima di muka umum. Oleh karena itu, mereka melakukan kegiatan-kegiatannya secara sembunyi-sembunyi untuk menghindarkan diri dari kritik yang pedas. Salah satu akibatnya adalah, dewasa ini mereka menjadi agresif karena mereka beranggapan bahwa penyaluran dorongan seksual dan tingkah lakunya merupakan salah satu hak asasi manusia.

Dengan timbulnya gejala tersebut, masyarakat luas secara perlahan lebih bersikap lunak terhadap mereka, yang pada akhirnya anak-anak kita menjadi sulit untuk membedakan mana yang diperbolehkan dan mana yang dilarang (Soekanto, 1982:336).

Adapun teori perilaku menyimpang dilihat dari perspektif sosiologisnya, Edwin H. Sutherland, menamakan teorinya dengan Asosiasi Differensial atau biasa disebut dengan teori belajar atau teori sosialisasi, menyebutkan bahwa penyimpangan adalah konsekuensi dari kemahiran dan penguasaan atas sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang, terutama dari subkultural atau diantara teman-teman sebaya yang menyimpang.

Adapun proposisi dari Teori asosiasi diferensial yaitu bahwa perilaku menyimpang adalah hasil dari proses belajar atau yang dipelajari. Ini berarti bahwa penyimapangan bukan diwariskan atau diturunkan, bukan juga hasil dari intelegensi yang rendah atau karena kerusakan otak. Perilaku menyimpang dipelajari seseorang dari interkasinya dengan orang lain dan melibatkan proses komunikasi yang intens (M. Elly dan Usman. 2011:237-238).
Berkaitan dengan teori tersebut diatas, ternyata menyebutkan bahwa seseorang yang bergaul dengan orang-orang yang berperilaku menyimpang, maka lambat laun akan mengakibatkan dirinya ikut dalam arus penyimpangan itu sendiri, dan jika digambarkan kondisi kaum lesbian saat ini, mengalami perkembangan yang cukup pesat mengenai cara mereka bergaul dan pembawaan mereka kedepan publik. Berbagai macam pola interaksi yang ingin menunjukkan keberadaan merekapun dilakukan.

Dewasa ini Lesbian sedikit banyak ingin diakui keberadaannya. Pergaulan merekapun tidak sebatas dalam ruangan tertutup yang tidak diketahui oleh masyarkat luas saja, namun saat ini mereka (kaum lesbian) bergaul di tempat-tempat umum untuk sekedar diketahui keberadaannya oleh masyarakat luas. Mereka (kaum lesbian) telah berani melakukan hal-hal yang dapat menyita perhatian khalayak ramai, ditempat-tempat makan biasanya mereka dengan santainya berpegangan tangan, berpelukan, dan saling bermanja layaknya sepasang lelaki dan perempuan yang notabene mereka adalah sepasang perempuan dengan perempupuan.

Dari penjabaran singkat di atas sudah selayaknya bagi orang tua untuk mengontrol bahkan mungkin membatasi hal-hal yang dapat merusak fisikologis anak yang dapat menyebabkan kecendrungan pada prilaku lesbian. Kasih sayang dalam keluarga sangat bermanfaat untuk merubah perilaku anak kepada hal-hal positif.


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Lesbian Attack Rating: 5 Reviewed By: My Grapes